
Ramadan di Libya: Tradisi Kuliner dan Solidaritas di Tengah Krisis
Penulis: Fityan
TVRINews, Libya
Meskipun telah lebih dari satu dekade Libya menghadapi konflik dan ketidakstabilan, bulan suci Ramadan tetap menjadi simbol ketahanan dan keberanian rakyatnya. Di tengah tantangan ekonomi dan keamanan, umat Muslim Libya mempertahankan semangat beribadah dan kebersamaan.
Di kota Tajoura, dekat Tripoli, berbuka puasa menjadi momen istimewa dengan hidangan khas bazin. Bazin adalah roti pipih tradisional yang terbuat dari tepung jelai dan disajikan dengan semur kaya sayuran dan daging kambing. Proses pembuatannya melibatkan seluruh komunitas; pria membuat adonan di dapur umum, sementara wanita membantu mendistribusikan roti ke keluarga kurang mampu. Kebersamaan ini tidak hanya menghasilkan hidangan lezat tetapi juga mempererat ikatan sosial antarwarga.
Persiapan bazin di Tajoura adalah contoh nyata gotong royong. Pria sukarela mengaduk adonan dalam panci besar menggunakan tongkat kayu panjang, sementara wanita menguleni dan membentuk adonan. Setelah matang, relawan membagikan bazin kepada warga yang menunggu untuk berbuka puasa di rumah. Tradisi ini menekankan pentingnya kebersamaan dan solidaritas dalam komunitas.
Ramadan di Libya juga ditandai dengan berbagai inisiatif amal. Organisasi kemanusiaan dan kelompok masyarakat bekerja keras mendistribusikan makanan kepada yang membutuhkan. Masjid dan komunitas sering mengadakan acara berbagi makanan, memastikan bahwa mereka yang kurang beruntung tetap dapat merasakan kebahagiaan berbuka puasa. Semangat berbagi ini memperkuat ikatan sosial dan menunjukkan ketahanan masyarakat Libya.
Setelah vakum selama 48 tahun, Tripoli kembali mengadakan tradisi tembakan meriam untuk menandai waktu berbuka puasa. Upacara yang berlangsung di Algiers Square ini diselenggarakan oleh Perbandaran Tripoli Tengah dan dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat. Tradisi ini tidak hanya menandai waktu berbuka tetapi juga memperkuat identitas budaya dan sejarah kota.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, rakyat Libya menunjukkan semangat dan ketahanan luar biasa selama Ramadan. Tradisi kuliner, gotong royong, dan inisiatif amal mencerminkan kekuatan komunitas dan solidaritas. Ramadan di Libya bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang menjaga dan merayakan warisan budaya serta mempererat hubungan antarwarga.
Editor: Redaktur TVRINews
