
Foto: ilustrasi (Shutterstock)
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Australia
Ilmuwan Australia baru-baru ini berhasil mengidentifikasi spesies laba-laba jaring corong baru yang lebih besar dan dikenal dengan julukan 'Big Boy'.
Spesies baru ini tidak hanya lebih besar, tetapi juga memiliki taring yang lebih panjang dan kemampuan untuk menyuntikkan racun dalam jumlah yang lebih banyak, menjadikannya salah satu laba-laba paling mematikan di dunia.
Penemuan ini diumumkan pada Senin, 13 Januari 2025, dalam sebuah studi yang dirilis oleh para peneliti. Laba-laba ini pertama kali ditemukan pada awal 2000-an di dekat Newcastle, sekitar 170 kilometer di sebelah utara Sydney, oleh Kane Christensen, ahli laba-laba dan mantan ketua di Taman Reptil Australia.
Christensen mengungkapkan bahwa laba-laba ini memiliki ukuran tubuh dan kelenjar racun yang jauh lebih besar dibandingkan dengan spesies lainnya, serta taring yang lebih panjang.
Para ilmuwan dari Museum Australia, Universitas Flinders, dan Institut Leibniz Jerman menyatakan bahwa laba-laba ini akan diklasifikasikan sebagai spesies terpisah dengan nama ilmiah Atrax christenseni, untuk menghormati kontribusi Christensen dalam penemuan ini.
Spesies baru ini memiliki panjang tubuh mencapai 9 sentimeter, jauh lebih besar dibandingkan laba-laba jaring corong biasa yang hanya tumbuh hingga 5 sentimeter.
Laba-laba Big Boy berwarna hitam pekat ini aktif pada malam hari dan umumnya ditemukan dalam radius 150 kilometer dari Sydney, terutama antara bulan November hingga April.
Meskipun laba-laba jantan dari spesies jaring corong Sydney dikenal bertanggung jawab atas kematian manusia dengan 13 kematian tercatat sebelum pengembangan anti racun pada tahun 1980-an spesies baru ini diyakini memiliki potensi untuk menjadi ancaman yang lebih besar.
Penemuan ini menambah daftar panjang spesies laba-laba mematikan yang ada di Australia, sebuah negara yang dikenal dengan fauna berbahayanya.
Editor: Redaktur TVRINews
