
Foto : AP News
Penulis: Fityan
TVRINews - SEOUL, Korea Selatan
Kim Jong Un Gerakkan Tentara Elit untuk Bantu Rusia di Ukraina — Dunia Khawatir Persekutuan Ini Bisa Ubah Kekuatan Nuklir Global
Dunia internasional kembali dikejutkan setelah Korea Utara secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka telah mengirimkan pasukan ke Rusia untuk mendukung perang melawan Ukraina.
Dalam pernyataan yang dirilis Senin (28/4), Komisi Militer Pusat Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara menyatakan bahwa keputusan pengiriman pasukan ini diambil langsung oleh Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un berdasarkan perjanjian pertahanan bersama dengan Rusia. Ini merupakan konfirmasi pertama dari Pyongyang, setelah berbulan-bulan laporan intelijen dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Ukraina menyebutkan adanya ribuan tentara Korea Utara yang dikerahkan ke garis depan.
Menurut pernyataan tersebut, Kim Jong Un menegaskan bahwa tujuan pengiriman pasukan adalah untuk "menghancurkan dan melenyapkan penjajah neo-Nazi Ukraina serta membebaskan wilayah Kursk" bersama angkatan bersenjata Rusia. Kim bahkan memuji para tentaranya sebagai "pahlawan" dan "wakil kehormatan tanah air".
Laporan sebelumnya dari militer Korea Selatan menyebutkan bahwa sekitar 10.000 hingga 12.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan sejak musim gugur tahun lalu. Awal tahun ini, sekitar 3.000 tambahan pasukan dikirim setelah laporan menyebut banyak korban jiwa di pihak Korea Utara. Ukraina sendiri memperkirakan sekitar 4.000 tentara Korea Utara telah tewas atau terluka, meski perkiraan Amerika Serikat lebih rendah, yaitu sekitar 1.200 korban.
Dukungan Korea Utara terhadap Rusia tidak hanya sebatas pengiriman personel. Pyongyang juga diketahui memasok sejumlah besar senjata konvensional kepada Moskow. Kekhawatiran pun muncul di antara negara-negara Barat, terutama terkait potensi Rusia membalas dukungan ini dengan memberikan teknologi persenjataan canggih yang bisa mempercepat program nuklir Korea Utara.
Pertemuan antara Kim Jong Un dan pejabat keamanan tinggi Rusia, Sergei Shoigu, pada Maret lalu di Pyongyang mempertegas ikatan kedua negara. Selain membahas perang Ukraina, kedua pihak juga menyatakan komitmen untuk memperkuat pakta pertahanan yang telah disepakati pada tahun lalu. Media Rusia bahkan mengabarkan adanya diskusi terkait rencana kunjungan Kim Jong Un ke Moskow dalam waktu dekat.
Meski dikenal disiplin dan terlatih, para tentara Korea Utara dikabarkan menjadi sasaran empuk bagi serangan drone dan artileri Ukraina, akibat minimnya pengalaman tempur di medan perang terbuka. Namun, intelijen Ukraina menilai pengalaman yang didapat di medan tempur justru membuat pasukan Korea Utara semakin berbahaya di masa depan.
Pengamat militer menyatakan bahwa keterlibatan Korea Utara di konflik ini tidak hanya mengubah peta perang di Ukraina, tetapi juga memperdalam kekhawatiran akan munculnya aliansi militer baru yang bisa mengguncang tatanan global.
Baca Juga: Teror Maut di Festival Filipina Vancouver. 11 Tewas, Puluhan Luka-Luka
Editor: Redaktur TVRINews