
Menlu Serukan Kepemimpinan Tanpa Hegemoni dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-79
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Jakarta
Dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di Markas Besar PBB, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyerukan pentingnya kepemimpinan global yang inklusif dan adil, tanpa didominasi oleh kekuatan besar atau hegemoni.
Dalam pidatonya, Menlu Retno menegaskan bahwa kepemimpinan global harus mendengarkan kepentingan semua pihak dan mempromosikan kolaborasi serta harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Kepemimpinan semacam ini, menurutnya, diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan global yang semakin kompleks.
Retno Marsudi juga menyoroti tiga prioritas utama yang diusulkan Indonesia untuk diimplementasikan oleh komunitas internasional.
Pertama, ia menekankan pentingnya memajukan perdamaian yang inklusif, yakni perdamaian yang melibatkan semua pihak dan bukan hanya segelintir negara atau kepentingan tertentu.
Kedua, Retno menekankan pentingnya memastikan masa depan yang berketahanan melalui pencapaian kesejahteraan bersama, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan ekonomi.
Ketiga, Indonesia mengajak negara-negara untuk membangun jembatan kolaborasi global, di mana semua negara, besar dan kecil, memiliki suara yang setara dalam menentukan masa depan dunia.
Dalam pidatonya, Menlu Retno juga menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap isu Palestina. Ia meminta negara-negara anggota PBB untuk mengakui Palestina sebagai langkah penting menuju dunia yang lebih damai dan adil.
"Indonesia mendorong negara-negara anggota PBB untuk mengakui Palestina, sebagai investasi untuk dunia yang lebih damai dan adil," ujar Menlu Retno.
Selain itu, ia juga menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan nyata dalam menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel dan menentang kekebalan hukum yang diberikan kepada negara tersebut.
Ia mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB memiliki mandat untuk menciptakan perdamaian, bukan mendukung atau melanggengkan perang.
“Mandat Dewan Keamanan PBB adalah untuk menciptakan perdamaian, bukan melanggengkan perang atau bahkan mendukung pelaku perang itu sendiri,” tegasnya.
Di sisi lain, Indonesia juga menegaskan kontribusinya terhadap perdamaian dunia dengan menyoroti peran perempuan dalam menciptakan perdamaian dan keadilan.
Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia mendorong pemberdayaan perempuan di seluruh dunia, termasuk memberikan akses yang setara bagi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurutnya, perempuan memiliki peran strategis dalam upaya menciptakan perdamaian yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Indonesia mendorong pemberdayaan perempuan, termasuk mendorong akses setara bagi perempuan di seluruh dunia," ungkapnya.
Dengan usulan prioritas ini, Indonesia memperkuat posisinya sebagai negara yang aktif memperjuangkan perdamaian dan keadilan di dunia internasional.
Menlu Retno Marsudi berharap agar seruan Indonesia dapat menginspirasi negara-negara lain untuk bekerja sama menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan sejahtera, tanpa adanya dominasi atau hegemoni dari negara-negara besar.
Baca Juga: Pengunjung Ucapkan Selamat Tinggal kepada Panda Raksasa Shin Shin dan Ri Ri di Kebun Binatang Ueno
Editor: Redaktur TVRINews