
Foto : BBC News
Penulis: Fityan
TVRINews, US
Tim Medis Ungkap Diagnosis Kanker Prostat pada Joe Biden, Proses Pengobatan Dimulai
Kabar mengejutkan datang dari mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Pria berusia 82 tahun itu didiagnosis menderita kanker prostat 'agresif' yang telah menyebar hingga ke tulang-tulangnya. Informasi ini disampaikan secara resmi oleh kantornya pada Minggu (18/5/2025) waktu setempat.
Biden, yang meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2025 lalu, menerima diagnosis tersebut pada hari Jumat (16/5) setelah berkonsultasi dengan dokter terkait gejala urinaria yang dialaminya pekan sebelumnya.
Kanker yang diderita Biden tergolong jenis yang lebih agresif, ditandai dengan skor Gleason 9 dari 10. Menurut Cancer Research UK, skor ini mengindikasikan bahwa penyakit Biden terklasifikasi sebagai "high-grade" dan sel-sel kanker berpotensi menyebar dengan cepat.
Saat ini, Biden dan keluarganya dikabarkan tengah mempertimbangkan berbagai opsi pengobatan. Kantor mantan presiden tersebut menambahkan bahwa kanker yang diderita Biden sensitif terhadap hormon, yang berarti kemungkinan besar masih dapat dikelola.
Setelah berita diagnosis ini tersebar, dukungan mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari rival politiknya. Presiden Donald Trump melalui platform media sosialnya, Truth Social, menyampaikan bahwa ia dan Ibu Negara Melania Trump "sedih mendengar tentang diagnosis medis Joe Biden baru-baru ini."
"Kami menyampaikan harapan terhangat dan terbaik kami kepada Jill dan keluarga," tulis Trump, merujuk pada mantan Ibu Negara Jill Biden. "Kami mendoakan Joe pemulihan yang cepat dan sukses."
Mantan Wakil Presiden Kamala Harris, yang pernah mendampingi Biden, juga menyampaikan dukungannya melalui platform X. Ia menulis bahwa dirinya dan suaminya, Doug Emhoff, senantiasa mendoakan keluarga Biden.
"Joe adalah seorang pejuang — dan saya tahu dia akan menghadapi tantangan ini dengan kekuatan, ketahanan, dan optimisme yang sama yang selalu mendefinisikan hidup dan kepemimpinannya," ujar Harris.
Barack Obama, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2009 hingga 2017 dengan Joe Biden sebagai wakilnya, turut menyampaikan pesan melalui X. Ia mengatakan bahwa dirinya dan istrinya, Michelle, "memikirkan seluruh keluarga Biden."
"Tidak ada seorang pun yang telah berbuat lebih banyak untuk menemukan terobosan pengobatan kanker dalam segala bentuknya selain Joe, dan saya yakin dia akan melawan tantangan ini dengan keteguhan dan keanggunan khasnya. Kami berdoa untuk pemulihan yang cepat dan total," kata Obama. Pada tahun 2016, Obama meluncurkan program "cancer moonshot" dan menunjuk Biden untuk memimpinnya.
Kabar ini muncul hampir setahun setelah mantan presiden tersebut terpaksa mundur dari bursa pemilihan presiden AS tahun 2024 karena kekhawatiran terkait kesehatan dan usianya. Ia merupakan individu tertua yang pernah menjabat sebagai presiden dalam sejarah AS.
Biden, yang saat itu merupakan kandidat dari Partai Demokrat yang berupaya untuk terpilih kembali, menghadapi kritik tajam atas penampilannya yang kurang memuaskan dalam debat televisi melawan kandidat dari Partai Republik yang kini menjabat sebagai presiden, Donald Trump, pada bulan Juni. Ia kemudian digantikan sebagai kandidat Demokrat oleh wakilnya, Kamala Harris.
Menurut Cleveland Clinic, kanker prostat adalah jenis kanker kedua yang paling umum menyerang pria, setelah kanker kulit. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa 13 dari setiap 100 pria akan mengembangkan kanker prostat pada suatu titik dalam hidup mereka. Usia merupakan faktor risiko yang paling umum.
Dr. William Dahut, Kepala Petugas Ilmiah di American Cancer Society dan seorang dokter spesialis kanker prostat, mengatakan kepada BBC bahwa kanker yang diderita Biden bersifat lebih agresif berdasarkan informasi publik yang tersedia.
"Secara umum, jika kanker telah menyebar ke tulang, kita tidak menganggapnya sebagai kanker yang dapat disembuhkan," ujar Dr. Dahut.
Namun, ia mencatat bahwa sebagian besar pasien cenderung merespons dengan baik terhadap pengobatan awal, "dan orang dapat hidup bertahun-tahun dengan diagnosis tersebut."
Dr. Dahut menambahkan bahwa seseorang dengan diagnosis seperti mantan presiden kemungkinan akan ditawari terapi hormonal untuk mengurangi gejala dan memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Biden sendiri diketahui telah jarang tampil di hadapan publik sejak meninggalkan Gedung Putih. Penampilan publik terakhirnya adalah saat menyampaikan pidato utama pada konferensi di Chicago yang diselenggarakan oleh Advocates, Counselors, and Representatives for the Disabled, sebuah kelompok advokasi untuk penyandang disabilitas yang berbasis di AS.
Pada bulan Mei, ia melakukan wawancara dengan BBC - wawancara pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih - di mana ia mengakui bahwa keputusan untuk mundur dari pemilihan tahun 2024 adalah "sulit".
Dalam beberapa bulan terakhir, kesehatan Biden memang menjadi sorotan. Saat tampil di program The View pada bulan Mei, Biden membantah klaim bahwa ia mengalami penurunan kognitif pada tahun terakhirnya di Gedung Putih. "Tidak ada yang mendukung hal itu," tegasnya.
Selama bertahun-tahun, Biden dikenal sebagai pendukung kuat penelitian kanker. Pada tahun 2022, ia dan istrinya, Jill Biden, meluncurkan kembali inisiatif Cancer Moonshot dengan tujuan memobilisasi upaya penelitian untuk mencegah lebih dari empat juta kematian akibat kanker pada tahun 2047. Biden sendiri kehilangan putra sulungnya, Beau, akibat kanker otak pada tahun 2015.
Editor : Redaksi TVRINews
Baca Juga: Menko PM Muhaimin Hadiri Langsung Pelantikan Paus Leo XIV
Editor: Redaksi TVRINews
