
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS
Penulis: Intan Kw
TVRINews, Moskow
Rusia menolak kritik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait rencana Moskow menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.
Sebelumnya, Rusia mengatakan bahwa mereka telah bersiap menempatkan senjata nuklir di luar perbatasannya untuk pertama kali sejak Uni Soviet runtuh pada 1991.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menegaskan bahwa senjata itu sudah dalam proses penempatan.
Baca Juga : Dipimpin Hasto, Rombongan PDIP Sambangi PPP Bahas Kemenangan Ganjar
Namun, Biden mengkritik rencana tersebut dengan mengatakan bahwa Rusia telah melangkah jauh dengan rencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.
Menanggapi hal itu, Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di AS mengatakan bahwa rencana tersebut merupakan hak kedaulatan antara Rusia dan Belarusia.
"Adalah hak kedaulatan Rusia dan Belarusia untuk memastikan keamanan dengan cara yang kami anggap perlu di tengah perang strategi skala besar yang dilancarkan Washington terhadap kami," kata Kedutaan Besar Rusia di AS seperti yang dikutip dari Reuters, Sabtu, 27 Mei 2023.
Selain itu, Kedubes Rusia juga menyebut kecaman AS terhadap rencana Moskow untuk menempatkan senjata itu munafik. Mereka mengatakan sebelum menyalahkan orang lain, Washington harus melakukan introspeksi.
"AS selama berpuluh-puluh tahun menjaga gudang besar senjata nuklir di Eropa. Bersama para sekutunya di NATO, mereka ikut mengatur senjata nuklir dan melatih banyak skenario penggunaan senjata nuklir terhadap negara kami,” sebut Kedubes Rusia.
Lebih lanjut, Putin yang menganggap perang Ukraina sebagai pertarungan hidup-mati bagi Rusia dalam menghadapi agresi Barat, berkali-kali mengingatkan bahwa Rusia akan mengerahkan segala jenis senjata untuk mempertahankan diri. Rusia adalah pemilik senjata nuklir terbanyak di dunia.
Senjata nuklir taktis digunakan di medan tempur dan biasanya memiliki efek lebih kecil dibandingkan senjata nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota.
Baca Juga : Hadiri IPEF, Menko Airlangga Usul Memasukkan Pembahasan Critical Minerals Pada Pilar I
Editor: Redaktur TVRINews
