
Foto : The Guardian
Penulis: Fityan
TVRINews - Teheran
Utusan Iran untuk PBB tegaskan tak ada negosiasi jika AS masih ‘mendikte’, sementara fasilitas nuklir mereka diklaim masih bisa aktif dalam hitungan bulan.
Ketegangan nuklir antara Iran dan Barat kembali memanas. Dalam wawancara eksklusif dengan CBS News, Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amir-Saeid Iravani, menegaskan bahwa pengayaan uranium Iran "tidak akan pernah dihentikan." Menurutnya, hal itu merupakan hak sah Iran berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) untuk tujuan energi damai.
“Pengayaan adalah hak kami. Hak yang tak dapat dicabut, dan kami akan menjalankan hak itu,” kata Iravani tegas.
Iravani mengatakan bahwa Iran terbuka untuk negosiasi, namun dengan syarat yang adil.
“Penyerahan tanpa syarat bukanlah negosiasi. Itu pemaksaan kebijakan,” katanya, merujuk pada pendekatan pemerintahan Donald Trump sebelumnya.
Meski masih berada di Iran, para inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak memiliki akses ke situs-situs pengayaan. Kerja sama dengan lembaga itu juga telah ditangguhkan oleh parlemen Iran.
“Mereka berada di Iran, dalam kondisi aman, tetapi aktivitas mereka telah ditangguhkan,” ucap Iravani.
Sementara itu Presiden Trump menyebut serangan AS ke fasilitas nuklir Iran “telah menghancurkan semuanya.” Namun, laporan internal yang dikutip Washington Post menyebut bahwa pejabat Iran justru menganggap kerusakan tidak seburuk yang diklaim.
Rafael Grossi dari IAEA mengatakan kepada CBS: “Iran kemungkinan dapat kembali memproduksi uranium dalam hitungan bulan. Kapasitas mereka masih ada.”
Iran Bersedia Transfer Uranium, Tapi Tidak Berhenti Produksi Dalam wawancara terpisah dengan Al-Monitor, Iravani mengatakan bahwa Iran terbuka untuk memindahkan cadangan uranium 20% dan 60% ke negara lain dalam kerangka kesepakatan. Namun, produksi dalam negeri tidak akan dihentikan.
Ketegangan ini muncul seminggu setelah AS melancarkan serangan ke tiga fasilitas Iran. Meski tidak ada pernyataan resmi bahwa fasilitas itu hancur total, kekhawatiran Barat terhadap ambisi nuklir Iran kembali meningkat.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi, memperingatkan bahwa Iran tidak percaya Israel akan mematuhi kesepakatan gencatan senjata.
“Kami tidak memulai perang, tapi kami akan merespons dengan kekuatan penuh jika diserang,” ujarnya, dikutip Anadolu Agency.
Baca Juga: Kritikus Israel Zohran Mamdani Resmi Jadi Walikota New York
Editor: Redaktur TVRINews