
_PM Kamboja Hun Manet di pangkalan militer, menyusul bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja provinsi Preah Vihear, Kamboja (Foto : REUTERS/Agence Kampuchea Press)_
Penulis: Fityan
TVRINews - Bangkok, Thailand
Konflik Perbatasan Membara: Beijing Kirim Peringatan Keras, Warganya Diimbau Menjauh dari Zona Merah!
Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja mencapai titik didih! Setelah pecah baku tembak mematikan yang menewaskan warga sipil dan memicu serangan udara oleh jet tempur F-16 Thailand, kini perhatian dunia tertuju pada respons Beijing.
China, sebagai kekuatan regional, secara mengejutkan menyatakan keprihatinan mendalam dan menyerukan dialog, bahkan sampai mengeluarkan imbauan keselamatan bagi warganya.
Insiden berdarah yang terjadi pada Kamis (24/7) menjadi sinyal serius eskalasi konflik perbatasan berusia puluhan tahun antara dua negara tetangga di Asia Tenggara ini.
Sumber militer Thailand melaporkan pengerahan enam jet tempur F-16 untuk menargetkan posisi militer Kamboja, menyusul tuduhan Kamboja melancarkan serangan roket BM-21 yang menghantam permukiman sipil dan melukai tiga orang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, tak menutupi kekhawatiran negaranya.
"Kami sangat prihatin atas perkembangan situasi saat ini dan berharap kedua pihak dapat menyelesaikan permasalahan secara tepat melalui dialog dan konsultasi," tegasnya.
Tak hanya itu, Kedutaan Besar China di Kamboja juga mendesak warganya untuk "memantau secara cermat situasi keamanan setempat, tetap waspada, dan memastikan keselamatan pribadi mereka" di area perbatasan.
Pemerintah Thailand, melalui Penjabat Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, bersikukuh akan bertindak
sesuai hukum internasional dan melindungi kedaulatannya. Di sisi lain, Kamboja, melalui juru bicara Kementerian Pertahanan Maly Socheata, menuduh Thailand melanggar integritas teritorial mereka dan menegaskan hak membela diri.
Akar Masalah yang Kian Runyam: Sengketa Wilayah dan Ranjau Darat
Perselisihan ini berpusat pada "Segitiga Zamrud", sebuah wilayah di mana perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos bertemu, serta menjadi rumah bagi beberapa candi kuno.
Sengketa ini telah memicu bentrokan berdarah selama lebih dari satu abad, termasuk insiden besar pada 2011.
Ketegangan kembali memanas sejak Mei lalu, puncaknya dengan penarikan duta besar dan pengusiran diplomat.
Thailand menuding ranjau darat yang melukai prajuritnya baru ditanam Kamboja, namun Phnom Penh membantah, menyebut ranjau tersebut sisa perang sipil puluhan tahun lalu.
Data organisasi de-mining mendukung klaim Kamboja, bahwa jutaan ranjau aktif masih tersebar di sana.
Dengan status quo yang kian genting dan intervensi diplomatik dari kekuatan regional seperti China,
akankah sengketa perbatasan ini meledak menjadi perang skala penuh?
Editor : FitYan
Editor: Redaksi TVRINews