Penulis: Intan Kw
TVRINews, Phnom Penh
Tuol Sleng merupakan bangunan yang menjadi saksi sejarah pembataian yang terjadi pada rezim Khmer Merah Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979.
Dulunya bangunan ini merupakan tempat untuk menimba ilmu yang bernama Tuol Svay Prey. Namun pada masa rezim Khmer Merah bangunan tersebut dialih fungsikan menjadi penjara dan berganti nama menjadi 'penjara keamanan 21' atau 'S-21'.
Dengan membayar $5-$15, pengunjung dapat melihat beberapa ruangan tempat dimana para tahanan ditahan dan disiksa. Terdapat juga kawat berduri yang dipasang mengelilingi bangunan.
Baca Juga : Indonesia Peringkat ke-3 SEA Games 2023, Puan Maharani: Sejak Awal Saya Yakin Mereka Mampu
Kemudian ruang kelas yang diubah menjadi sel kecil dan ruang penyiksaan, disekat dengan tembok beton, lalu semua jendela ditutup dengan jeruji besi dan kawat berduri untuk mencegah tahanan kabur dari tempat tersebut.
Menariknya, museum ini juga terdapat sisa-sisa tengkorak, pakaian bekas, alat-alat untuk menyiksa, tempat tidur, dan juga foto-foto para tahanan.
Sebagai informasi, bangunan ini didirikan oleh pemimpin Khmer Merah untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Diperkirakan ada 20.000 orang yang ditahan di Tuol Sleng.
Mereka berulang kali disiksa dan dipaksa untuk menyebutkan anggota keluarga hingga kerabat mereka, yang kemudian juga ikut ditangkap, disiksa bahkan dibunuh.
Sebagian besar tahanan merupakan tentara lokal dan pejabat pemerintah dari rezim Lon Nol sebelumnya, serta dokter, guru, insinyur dan biksu. Ada juga orang asing dari Vietnam, Thailand, Prancis, Amerika Serikat, Australia, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru.
Editor: Redaktur TVRINews
