
Perang Dagang AS-China Kembali Memanas: Sejarah Balas Dendam Tarif sejak Era Trump
Penulis: Fityan
TVRINews, Taipei
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali berkobar setelah Presiden AS Donald Trump, yang baru kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025, menerapkan tarif 10 persen untuk semua impor dari China. Sebagai balasan, Beijing segera memberlakukan tarif 15 persen pada batu bara dan gas alam cair dari AS serta 10 persen pada minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil berkapasitas mesin besar.
Konflik dagang ini mengingatkan pada kebijakan Trump di periode pertamanya, ketika Washington dan Beijing terlibat dalam perang tarif yang berlangsung selama hampir empat tahun. Kebijakan tersebut sebagian besar masih dipertahankan oleh penggantinya, Joe Biden, yang juga menambah tarif pada kendaraan listrik, sel surya, baja, dan peralatan medis asal China pada Mei 2024.
Ketegangan perdagangan antara dua raksasa ekonomi ini telah berlangsung sejak 2017, ketika Trump pertama kali menandatangani perintah eksekutif untuk memperketat penegakan tarif dalam kasus anti-dumping. Berikut adalah beberapa momen penting dalam perang dagang AS-China :
1. Maret 2017: Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memperketat tarif pada kasus anti-dumping.
2. Januari 2018: AS mengenakan tarif 30 persen pada panel surya impor, yang sebagian besar berasal dari China.
3. April 2018: China membalas dengan tarif pada produk AS senilai $3 miliar, termasuk denda 15 persen pada buah-buahan dan anggur, serta 25 persen pada aluminium daur ulang dan daging babi.
4. Juni-Agustus 2018: Serangkaian tarif tambahan antara AS dan China memengaruhi barang senilai lebih dari $250 miliar dari China dan $110 miliar dari AS.
5. Januari 2020: Perjanjian dagang "Fase Satu" ditandatangani, tetapi China gagal memenuhi janji pembelian tambahan $200 miliar barang dan jasa AS.
6. Oktober 2022-Desember 2024: Biden memperketat pembatasan pada penjualan semikonduktor dan peralatan pembuat chip ke China.
7. Februari 2024: Dalam kampanyenya, Trump berjanji mengenakan tarif minimal 60 persen pada semua impor dari China jika kembali terpilih.
8. Februari 2025: Tarif baru 10 persen dari AS mulai berlaku, dan China merespons dengan kenaikan bea masuk pada batu bara, gas alam cair, serta pembatasan ekspor lima jenis logam langka yang penting bagi industri pertahanan dan energi bersih.
Persaingan dagang antara AS dan China tampaknya akan semakin memanas, dengan potensi dampak besar terhadap ekonomi global dan rantai pasokan dunia.
Editor: Redaktur TVRINews
