
Foto : AP News
Penulis: Fityan
TVRINews - Roma
Kontras yang Menyayat Hati: Saat Pemimpin Dunia Datang Berbaris, Kaum Papa Justru Jadi yang Pertama Menyentuh Keabadian Sang Paus
Dunia menundukkan kepala dalam duka. Ribuan umat, dari rakyat jelata hingga para pemimpin dunia berkumpul di Roma untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Francis pemimpin spiritual yang dikenal karena kesederhanaannya, keberpihakannya kepada kaum miskin, dan ketegasannya dalam membawa gereja lebih dekat kepada nurani umat.
Hari Jumat (25/4) menjadi momentum penting menjelang pemakaman Paus Francis yang dijadwalkan berlangsung Sabtu(26/4) pagi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Lebih dari 130 delegasi negara dipastikan hadir, termasuk 50 kepala negara dan pemerintahan serta 10 keluarga kerajaan dari berbagai belahan dunia.
Mereka yang dipastikan hadir antara lain mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama Ibu Negara Melania, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Ibu Negara Olena Zelenska, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Pangeran William, Raja Felipe VI dan Ratu Letizia dari Spanyol, Presiden Hongaria Viktor Orbán, hingga Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva. Tak ketinggalan, Presiden Argentina Javier Milei tanah kelahiran sang paus juga dijadwalkan tiba hari ini.
Namun di balik kemegahan diplomatik tersebut , ada sebuah detail yang menyentuh: kelompok pertama yang akan menyambut peti jenazah Paus Francis bukanlah para kepala negara, melainkan kaum miskin orang-orang yang sepanjang hidupnya ia perjuangkan.
Basilika dibuka hingga pukul 3 pagi atau Jumat dini hari , sebelum ditutup singkat dan dibuka kembali menjelang subuh. Peti jenazah dari kayu sederhana itu akan disegel pada pukul 7 malam waktu setempat, sebagai tanda akhir masa disemayamkan.
Pemakaman akan dilakukan pada Sabtu di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di tempat megah seperti biasanya, melainkan di dekat ikon Madonna yang sangat dihormati oleh Paus Francis semasa hidupnya. Di sanalah, kaum papa akan berdiri paling depan, memberikan penghormatan terakhir. Sebuah nisan marmer sederhana bertuliskan “Franciscus” dalam bahasa Latin akan menjadi penanda abadi.
Sementara itu, proses pemilihan paus baru belum dimulai. Sembilan hari masa berkabung akan dilalui terlebih dahulu sebelum konklaf resmi dimulai, yang paling cepat digelar setelah 5 Mei. Saat ini, 113 kardinal dari seluruh dunia sudah tiba di Roma dan menggelar pertemuan awal.
“Masih dalam tahap persiapan. Belum masuk fase yang lebih intens,” kata Kardinal Fernando Filoni, Kamis.
Di antara semua simbol, karangan bunga, dan protokol kenegaraan yang mengiringi wafatnya seorang paus, momen paling kuat justru hadir dalam keheningan saat peti sederhana itu disambut oleh mereka yang pernah disapanya tanpa syarat: kaum yang terlupakan.
Paus Francis mungkin telah pergi, tapi warisannya akan tetap menyala, terutama di hati mereka yang paling tak bersuara.
Baca Juga: Pemakaman Paus Fransiskus: Utusan Indonesia Tiba di Roma
Editor: Redaktur TVRINews