
dok. Reuters
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Sidang khusus Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar pada Kamis (11/9/2025) berubah menjadi arena sengitnya debat diplomatik setelah perwakilan tetap Pakistan melontarkan kecaman tajam terhadap tindakan Israel. Dalam pernyataannya, Duta Besar Pakistan untuk PBB, Asim Iftikhar Ahmad, mengecam keras serangan militer Israel di Doha, Qatar, yang menyasar para pemimpin senior Hamas.
Dilansir Al Arabiya, Sabtu (13/9/2025) Ahmad menuding Israel sebagai pelanggar hukum internasional yang melakukan agresi tanpa mengindahkan prinsip-prinsip Piagam PBB. Ia menyebut Israel sebagai penjajah yang sering kali mengabaikan seruan dari komunitas internasional, bahkan dari sekutunya sendiri, dan dengan impunitas terus melanggar aturan tanpa pertanggungjawaban.
"Israel telah lama berperan sebagai agresor yang menutup diri dari kritik dan saran, menggunakan ruang sidang ini sebagai alat propaganda untuk menutupi tindakannya," kata Ahmad Dilansir Al Arabiya, Sabtu (13/9/2025) .
Baca Juga: Satgas Garuda Merah Putih II Ungkap Tantangan Airdrop Bantuan di Gaza
Kritik keras ini muncul sebagai respons langsung atas pernyataan Duta Besar Israel, Danny Danon, yang membandingkan operasi Israel di Doha dengan operasi pasukan khusus AS yang menewaskan Osama bin Laden di Pakistan pada 2011. Danon mempertanyakan sikap dunia terhadap tindakan kontra-terorisme yang dilakukan oleh Israel, menegaskan bahwa tindakan serupa semestinya dipahami dalam konteks memerangi teror.
Namun, pernyataan Danon tersebut justru memicu kontroversi, karena serangan Israel di Qatar tidak hanya menargetkan militan, tetapi juga menimbulkan korban sipil yang signifikan. Hal ini menambah kompleksitas konflik yang sudah sarat dengan ketegangan politik dan diplomatik di Timur Tengah.
Sidang Dewan Keamanan berakhir dengan adopsi pernyataan bersama yang mengecam serangan tersebut dan menegaskan dukungan terhadap kedaulatan Qatar serta peran negara tersebut sebagai mediator dalam proses perdamaian Gaza.
Menariknya, Amerika Serikat, yang selama ini dikenal kerap membela Israel di forum internasional, juga menyatakan dukungan terhadap pernyataan bersama tersebut. Sikap ini mencerminkan adanya ketidakpuasan Washington terhadap keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam memerintahkan serangan tersebut.
Situasi ini menunjukkan bagaimana konflik Israel-Palestina kembali memicu perdebatan tajam di panggung internasional, sekaligus menggambarkan pergeseran dinamika politik global, terutama dalam penanganan isu-isu yang melibatkan keamanan dan kedaulatan negara.
Editor: Redaktur TVRINews