
Trump Putus Hubungan dengan Elon Musk: "Dia Sangat Tidak Hormat
Penulis: Fityan
TVRINews – Washington, AS
Persahabatan politik yang dulu erat antara Trump dan Musk kini berakhir dramatis. Presiden AS mengancam kontrak federal, Musk sindir balik soal Epstein.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan secara terbuka bahwa hubungannya dengan miliarder teknologi Elon Musk telah benar-benar berakhir. Dalam wawancara eksklusif dengan NBC News pada Sabtu (7/6), Trump menjawab singkat namun tegas ketika ditanya apakah persahabatannya dengan Musk telah usai: “Saya kira begitu.”
Ketika ditanya apakah ia ingin memperbaiki hubungan tersebut, Trump menjawab, “Tidak.”
Pernyataan ini menjadi titik klimaks dari ketegangan yang sudah lama memanas antara kedua tokoh besar tersebut. Musk sebelumnya merupakan salah satu pendukung terbesar Trump, bahkan menyumbangkan sekitar USD 250 juta untuk kampanye presiden serta sempat menjabat sebagai kepala lembaga efisiensi pemerintah, DOGE (Department of Government Efficiency).
Namun hubungan mereka mulai retak ketika Musk secara terbuka mengkritik “Big Beautiful Bill”, rancangan undang-undang pajak dan belanja yang menjadi program andalan Trump. Musk menilai RUU tersebut akan menambah defisit nasional dan merusak kerja efisiensi yang pernah ia jalankan.
Ketegangan semakin memburuk ketika Musk, setelah mundur dari DOGE hanya setelah 129 hari menjabat, menyebut RUU itu sebagai “abominasi menjijikkan” di media sosial X.
Trump sempat menyatakan “kecewa” atas sikap Musk. Tak lama kemudian, Musk membalas dengan serangkaian unggahan di X, termasuk tuduhan bahwa Trump akan kalah dalam pemilu tanpa bantuannya, serta menyinggung nama Trump dalam kaitan dengan kasus Jeffrey Epstein tuduhan yang kemudian ia hapus dan dibantah oleh pihak pengacara Epstein.
Trump merespons lewat Truth Social dengan menyebut Musk sudah “gila”, bahkan mengancam akan mencabut kontrak-kontrak federal perusahaan-perusahaan Musk, seperti Tesla dan SpaceX.
Wakil Presiden JD Vance turut menanggapi dengan mengatakan bahwa Musk telah “meledak terlalu jauh” dan kemungkinan besar tidak akan pernah diterima kembali oleh Partai Republik.
Di tengah memanasnya konflik ini, Musk bahkan mengisyaratkan akan mendukung lawan politik Trump dalam pemilu mendatang, termasuk para penantang dari Partai Demokrat yang berhadapan dengan anggota parlemen pendukung RUU Trump.
Ketika ditanya tentang kemungkinan itu, Trump menegaskan bahwa Musk akan menghadapi “konsekuensi serius.”
Drama politik dan personal antara dua tokoh paling berpengaruh ini membuka babak baru dalam lanskap kekuasaan Amerika dan tampaknya, kisahnya belum selesai.
Baca Juga:
Editor: Redaktur TVRINews