Penulis: Fityan
TVRINews – TIANJIN, RRT
Indonesia, Tanpa Status Anggota, Mengguncang Forum SCO; Singgung Situasi Gaza dan Kirim Sinyal Kuat ke China
Di tengah hiruk-pikuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO) ke-25, sorotan tajam mengarah kepada perwakilan Indonesia. Tanpa status keanggotaan, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Sugiono berhasil mencuri perhatian. Menlu Sugiono hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto dan membawakan pesan strategis yang menggabungkan sejarah diplomasi Indonesia dengan tantangan global saat ini.
Pesan Tulus dari Presiden Kehadiran Indonesia di KTT SCO ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah bukti nyata komitmen Indonesia terhadap multilateralisme dan solidaritas global. Di sesi khusus SCO Plus Meeting, Menlu Sugiono menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo yang menegaskan perlunya perdamaian dan penghormatan terhadap hukum internasional sebagai fondasi utama pembangunan.
"Kehadiran Indonesia di forum ini merupakan bukti komitmen kami terhadap multilateralisme, prinsip non-blok, dan semangat kerja sama untuk memperkuat suara kolektif Global South," ujar Menlu Sugiono.
Menggaungkan "Semangat Bandung" Poin yang paling menarik dan penuh makna adalah saat Menlu Sugiono secara tegas menyandingkan "Semangat Shanghai" dengan "Semangat Bandung". Ia berargumen bahwa kedua semangat ini memiliki benang merah yang kuat, yaitu perjuangan bersama untuk keadilan.
• Pembaruan Semangat Zaman: Jika dahulu negara-negara berjuang melawan kolonialisme, kini perjuangan itu bergeser. Menlu Sugiono menekankan bahwa tantangan saat ini adalah memastikan pembangunan tetap terbuka, inklusif, dan dapat diakses oleh semua.
• Relevansi di Era Rivalitas: Di tengah dunia yang penuh dengan persaingan geopolitik, Menlu Sugiono menegaskan bahwa "Semangat Shanghai" dan "Semangat Bandung" menjadi semakin relevan.
Mengungkapkan Keprihatinan Soal Gaza Dalam pidatonya, Menlu Sugiono tidak ragu untuk menyinggung isu sensitif yang menjadi perhatian global: situasi di Gaza. Ia menyoroti bagaimana prinsip-prinsip kedaulatan, hukum internasional, dan nilai kemanusiaan sering diabaikan.
"Situasi di Gaza memperlihatkan bagaimana prinsip kedaulatan, hukum internasional, dan nilai kemanusiaan sering diabaikan. Indonesia menegaskan pentingnya menegakkan nilai-nilai tersebut," tegasnya.
Memperkuat Hubungan Dengan China Selain berpidato di forum, Menlu Sugiono juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan kedua negara. Menlu Sugiono menyampaikan surat resmi dari Presiden Prabowo kepada Presiden Xi Jinping.
• Sinyal Kuat: "Presiden Prabowo menitipkan salam hangat dan komitmen untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Tiongkok," kata Menlu Sugiono.
• Mitra Strategis: Ia menekankan bahwa China adalah mitra dagang terbesar dan salah satu investor utama di Indonesia, sehingga hubungan yang baik ini harus terus dipelihara dengan prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan.
Sekilas Tentang SCO Shanghai Cooperation Organization (SCO) bermula dari forum Shanghai Five pada tahun 1996. Meskipun Indonesia tidak berstatus sebagai anggota, observer, maupun mitra dialog SCO, kehadiran Indonesia sebagai "Guest of the Chair" kali ini menunjukkan pengakuan atas peran strategis Indonesia di kancah global.
Baca juga: TNI AD Gelar Patroli Kamtibmas, Masyarakat Jakarta Sambut Antusias
Editor: Redaksi TVRINews