
Trump Singkirkan Pentagon dari Isu Iran
Penulis: Fityan
TVRINews - Washington, AS
Trump percayakan keputusan soal Iran-Israel pada lingkaran dalam berisi tokoh pilihan, singkirkan Menteri Pertahanan Hegseth dan Direktur Intelijen Gabbard dari diskusi strategis.
Presiden Donald Trump dilaporkan menyingkirkan dua tokoh kunci dari diskusi kebijakan tingkat tinggi: Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard. Keduanya tidak lagi dilibatkan dalam pengambilan keputusan strategis, termasuk opsi intervensi militer Amerika Serikat di Timur Tengah.
Menurut laporan NBC News dan The Washington Post, Trump kini mengandalkan kelompok penasihat kecil yang dijuluki “Tier One” berisi Wakil Presiden J.D. Vance, Menlu Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, dan Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine. Kelompok inilah yang disebut kini memegang kendali dalam membentuk kebijakan AS terhadap Iran, menggeser peran Pentagon dan lembaga intelijen nasional.
Tulsi Gabbard disebut tersingkir karena secara terbuka menentang narasi resmi AS dan Israel yang menyebut Iran sedang menuju senjata nuklir. “Komunitas intelijen kami tidak percaya Iran sedang membangun senjata nuklir,” kata Gabbard dalam sidang Kongres, seperti dilansir NBC. Penilaiannya didukung Senator Mark Warner, pimpinan Demokrat di Komite Intelijen Senat.
Namun, Trump mengabaikan penilaian tersebut dan mengatakan pekan ini bahwa Iran hanya “beberapa minggu lagi” dari memiliki bom nuklir. “Saya tidak peduli apa kata Gabbard,” ujar Trump, dilansir dari The Washington Post.
Pentagon membantah kabar ini. Juru bicara Sean Parnell mengatakan Hegseth “berkomunikasi dengan Presiden beberapa kali setiap hari” dan baru saja ikut dalam rapat di Situation Room. Gabbard pun mengklaim bahwa dirinya dan Presiden masih “satu pemahaman.”
Meski demikian, sumber internal mengungkapkan bahwa Gabbard tak hadir dalam pertemuan penting di Camp David pada 8 Juni lalu terkait kebijakan Iran. Ketidakhadirannya memperkuat spekulasi soal berkurangnya pengaruhnya dalam pengambilan keputusan strategis.
Israel meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Iran pekan lalu, dengan alasan bahwa Teheran hampir menyelesaikan senjata nuklir. Keputusan Trump untuk bergabung atau tidak dalam kampanye militer tersebut disebut akan diambil “dalam dua minggu ke depan,” menurut Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt.
Baca Juga: Beasiswa ke Rusia Diperluas, Presiden Prabowo Siapkan Jalur Baru bagi Anak Muda RI
Editor: Redaktur TVRINews