
Perayaan 75 Tahun Persahabatan Indonesia-Australia, dari Black Armada hingga Nasi Bungkus
Penulis: Wahyu Hidayat
TVRINews, Sdyney
Perayaan 75 Tahun Hubungan Persahabatan Indonesia-Australia mendapat sambungan hangat.
Hubungan bilateral kedua negara sahabat tersebut semakin harmonis di tengah konstelasi gejolak politik-keamanan internasional.
Kunjungan delegasi Pimpinan Redaksi Media Massa dari Jawa Tengah-Timur ke Australia menjadi bagian dari relasi kedua negara bertetangga ini.
Baca Juga: Said Iqbal: Kapolri Jadi Solution Maker Tangani Masalah Isu Buruh
Konsulat Jenderal RI di Sydney, New South Wales, Vedi Kurnia Buana menyatakan perayaan 75 Tahun Persahabatan Indonesia-Australia ini memiliki rangkaian panjang.
Persahabatan erat ditandai dengan berbagai kegiatan di Australia seperti kehadiran berbagai makanan Indonesia di Sydney, keharmonisan hubungan pelajar-mahasiswa Indonesia yang tinggal di Australia, serta gelaran event musik yang menghadirkan duet musisi kedua negara.
"Kunjungan rekan-rekan pemimpin redaksi ini juga menunjukkan persahabatan itu semakin erat,” kata Vedi usai ramah tamah di Warung Nasi Bungkus Garam Merica, Sydney, Australia, Rabu, 1 April 2024.
Ramah tamah dikemas makan siang bersama itu dihadiri antara lain Konjen Australia-Surabaya Fiona Hoggart, pemimpin redaksi dari media di Jawa Tengah-Jawa Timur.
Vedi mengungkapkan persahabatan antara Indonesia dan Australia tersebut berlangsung sejak masa lampau yang ditandai dengan peristiwa black armada.
Peristiwa pada Oktober 1945 itu menjadi bukti Australia mendukung kemerdekaan Indonesia setelah dijajah Belanda. Black armada adalah aksi boikot para pekerja di pelabuhan-pelabuhan Australia terhadap kapal Berlanda.
Seperti dkutip dari saluran Youtube Herlint Official, para pekerja asal Indonesia mendengar kemerdekaan RI melalui radio. Informasi itu menyebar cepat ke pekerja pelabuhan.
Mereka lantas mendukung kemerdekaan tersebut dan tidak bersedia bekerja untuk kapal Belanda.
Aksi semakin luas dengan adanya seruan agar seluruh pelabuhan di Australia tidak mengangkut logistik, alat-alat perang, dan penumpang untuk dibawa ke Indonesia.
Pada Oktober 1945, dua bulan setelah Indonesia merayakan kemerdekaan, Australia memfasilitasi kembalinya sekitar 1400 tawanan perang Belanda asal Indonesia di negara itu.
Mereka dibawa kembali ke tanah Air menggunakan kargo Australia, Esperance Bay dari Pelabuhan Sydney.
Baca Juga: Tindak Lanjut Kasus Tewasnya Brigadir RAT, Kapolri Bakal Gelar Rapat Besama Jajaran Polri
Kapal Belanda yang akan digunakan mengangkut peralatan perang itu terdapat garis hitam. Karena itu kapal-kapal dinamai black armada.
Saat ini hubungan Indonesia-Australia makin erat.
"Hubungan di berbagai sektor semakin maju dan erat,” ucap Vedi.
Bukti kerja sama Indonesia-Australia semakin erat, ditandai dengan kehadiran berbagai makanan asal Tanah Air di antaranya nasi bungkus yang menjadi identitas makanan nusantara.
Editor: Redaktur TVRINews