
Foto : Ap News
Penulis: Fityan
TVRINews – Chicago
Pemerintah Illinois Kecam Operasi Penangkapan Massal yang Libatkan Warga dan Anak-anak Amerika, Picu Ketegangan di Wilayah Chicago.
Taktik yang semakin agresif oleh agen imigrasi federal, yang melibatkan helikopter dan bahan kimia, telah memicu kekerasan dan meningkatkan ketegangan di berbagai lingkungan di Chicago. Aksi-aksi ini telah membuat para aktivis, warga, dan pemimpin setempat khawatir, menciptakan persepsi bahwa kota ini telah menjadi “zona perang.”
Gubernur Illinois, JB Pritzker, dalam wawancara dengan CNN pada hari Minggu (5/10) , mengecam keras taktik tersebut. “Mereka yang membuatnya jadi zona perang,” ujar Pritzker. “Mereka menembakkan gas air mata dan granat asap, dan mereka membuatnya terlihat seperti medan perang.”
Lebih dari 1.000 imigran telah ditangkap sejak operasi penindakan imigrasi dimulai bulan lalu di area Chicago. Yang mengejutkan, di antara mereka yang ditahan adalah warga negara Amerika Serikat, imigran dengan status hukum, dan anak-anak.
Insiden-insiden yang berani dan agresif ini terjadi setiap hari di kota berpenduduk 2,7 juta jiwa ini dan wilayah pinggirannya.
Pengepungan Helikopter di Permukiman Warga
Pada hari Selasa (30/9) , sebuah operasi besar-besaran yang melibatkan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) di permukiman South Shore, sisi selatan Chicago, mengundang sorotan tajam. Meskipun sebagian besar operasi sebelumnya menargetkan komunitas imigran dan Latin, serangan kali ini terjadi di lingkungan yang mayoritas dihuni warga kulit hitam dan menjadi tempat tinggal bagi sejumlah kecil migran yang mencari suaka.
Agen-agen federal dilaporkan menggunakan truk tanpa tanda dan sebuah helikopter untuk mengepung gedung apartemen berlantai lima.
Stasiun berita NewsNation, yang diundang untuk meliput operasi tersebut, melaporkan bahwa agen-agen “turun dengan tali dari helikopter Black Hawk.” Mereka kemudian menggedor pintu dari rumah ke rumah, membangunkan warga, dan menggunakan borgol plastik (zip ties) untuk menahan mereka.
Dixon Romero dari organisasi Southside Together yang membantu warga setempat, menyebutkan bahwa banyak pintu warga dirusak hingga lepas dari engselnya.
“Semua orang yang kami ajak bicara merasa tidak aman,” katanya. “Ini tidak normal. Ini tidak baik. Ini tidak benar.”
Aktivis dan penduduk mengatakan bahwa di antara mereka yang diborgol adalah anak-anak dan warga negara AS. Salah satunya, Rodrick Johnson, seorang warga negara AS berusia 67 tahun, menceritakan pengalamannya kepada Chicago Sun-Times.
“Saya bertanya apakah mereka punya surat perintah, dan saya minta seorang pengacara,” katanya. “Mereka tidak pernah membawanya.”
Tindakan Brutal dan Keberatan Pejabat
Sementara itu, penggunaan bahan kimia seperti gas air mata juga semakin sering terjadi. Menurut ICIRR (Illinois Coalition for Immigrant and Refugee Rights), agen imigrasi menggunakan bahan kimia ini di jalanan kota, bahkan di dekat sekolah.
Sebuah hotline darurat untuk melaporkan keberadaan agen imigrasi menerima lebih dari 800 panggilan pada hari Jumat saja. Pada hari yang sama, sebuah kanister berisi zat kimia dilemparkan di dekat Funston Elementary School di lingkungan Logan Square, memaksa sekolah menahan jam istirahat di dalam ruangan.
Di hari yang sama, anggota Dewan Kota Chicago, Jessie Fuentes, diborgol di sebuah rumah sakit. Ia mengaku meminta agen untuk menunjukkan surat perintah penangkapan untuk seseorang yang mengejarnya hingga kakinya patah.
“ICE bertindak seperti tentara penjajah di lingkungan kami,” ujar Lilian Jiménez, perwakilan negara bagian dari Partai Demokrat. “Helikopter berputar-putar di atas rumah kami, meneror keluarga dan mengganggu kedamaian komunitas kami.”
Gubernur Pritzker, seorang politikus Demokrat yang telah menjabat dua periode, telah memerintahkan badan-badan negara bagian untuk menyelidiki klaim bahwa anak-anak diborgol dan ditahan terpisah dari orang tua mereka. Ia menegaskan bahwa “taktik gaya militer” tidak boleh digunakan pada anak-anak.
Meskipun pejabat DHS menyatakan mereka menargetkan anggota geng Tren de Aragua yang terlibat dalam kejahatan narkoba dan senjata, video operasi yang diunggah oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem di platform X hanya menampilkan cuplikan yang diedit. Video itu menunjukkan agen-agen mendobrak pintu dan orang dewasa yang diborgol, tetapi tidak memberikan detail tentang perlakuan terhadap anak-anak.
Seorang wanita, yang merupakan warga negara AS, juga ditangkap dan didakwa karena diduga mencoba menabrak agen imigrasi, meskipun para aktivis menyebut agen-agen tersebut yang menyebabkan kecelakaan multi-kendaraan.
Perkembangan ini telah membuat pemimpin sebuah kota pinggiran Chicago, Broadview, membawa kasus mereka ke pengadilan. Kota ini menjadi “garis depan” operasi imigrasi karena menjadi lokasi pusat pemrosesan imigran.
Pejabat kota menuntut agar pemerintah federal mencabut pagar setinggi 8 kaki yang mereka sebut “ilegal” dan “membahayakan keselamatan publik.”
Pergulatan hukum juga terus berlanjut terkait pelanggaran surat persetujuan tahun 2022 tentang cara agen imigrasi federal dapat melakukan penangkapan.
Meskipun surat perintah itu telah kadaluarsa, para pengacara mendesak perpanjangan dan telah mengajukan puluhan dugaan pelanggaran baru selama sebulan terakhir, menunjukkan bahwa pertempuran antara pemerintah federal dan warga Chicago masih jauh dari kata usai.
Editor: Redaktur TVRINews