
Foto: Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jared Kushner, berbicara di satu forum/mei.edu
Writer: Rifiana Seldha
TVRINews, Washington
Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, hadiri pertemuan kebijakan di Gedung Putih yang dipimpin Presiden AS Donald Trump untuk membahas situasi perang Israel–Gaza dan skenario “hari setelah” di wilayah tersebut, Rabu (27/8) waktu Washington. Dalam rapat itu, hadir pula mantan utusan Timur Tengah Gedung Putih sekaligus menantu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jared Kushner.
Pertemuan tersebut terjadi beberapa hari setelah Trump mengatakan ia memperkirakan perang Israel di Gaza akan berakhir dalam "dua hingga tiga minggu". Seorang pejabat senior Gedung Putih menyebut forum tersebut sebagai rapat kebijakan biasa, tanpa mengumumkan hasil keputusan.
Pejabat itu menuturkan pembahasannya semua aspek masalah Gaza meliputi krisis sandera, rencana peningkatan bantuan pangan, serta tata kelola Gaza pascaperang khususnya opsi pemerintahan tanpa Hamas. Rangkaian diplomasi di ibu kota AS pada hari yang sama juga mencakup pertemuan Menlu AS Marco Rubio dengan Menlu Israel Gideon Sa’ar.
Kehadiran Blair yang dalam beberapa bulan terakhir yang disebut mengerjakan naskah rencana untuk masa depan Gaza sangat menarik perhatian karena ia bukan pejabat pemerintahan AS. Media Inggris dan Irlandia melaporkan Blair sebelumnya juga sempat berada di Gedung Putih dalam agenda serupa.
Di sisi lain, sejumlah laporan media di AS menyebut Kushner kembali muncul dalam lingkar pengambilan kebijakan Timur Tengah pemerintahan Trump, meski tidak memegang jabatan resmi.
Pertemuan ini berlangsung di tengah sorotan terhadap berbagai gagasan kontroversial yang sempat disuarakan Trump mengenai Gaza. Saat kampanye, Trump berjanji mengakhiri perang Gaza secara cepat, namun tujuh bulan masa jabatan keduanya, resolusi menyeluruh belum tercapai di tengah eskalasi pertempuran belakangan ini. Gagasan kontroversial lainnya, termasuk wacana menjadikan wilayah itu “Riviera Timur Tengah” dan wacana restrukturisasi besar-besaran pascaperang, ini merupakan ide-ide yang menuai kritik luas dari komunitas internasional.
Gedung Putih tidak memaparkan detail atau tenggat implementasi rencana pascaperang usai rapat tersebut dilaksanakan.
Baca juga: Kim Jong Un dan Putin Dipastikan Hadir dalam Parade Militer China Minggu Depan
Editor: Redaksi TVRINews