
Foto : Newsweek
Penulis: Fityan
TVRINews – KYIV, Ukraina
Letkol Maksym Ustimenko gugur usai menjatuhkan tujuh target udara; Rusia luncurkan 477 drone dan rudal dalam gempuran paling dahsyat sejak invasi 2022 .
Ukraina kembali diguncang serangan udara paling brutal sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai pada Februari 2022. Dalam gempuran yang dijuluki sebagai serangan udara terbesar dalam sejarah perang Rusia-Ukraina, seorang pilot F-16 Ukraina, Letnan Kolonel Maksym Ustimenko, gugur saat berusaha mencegat gelombang serangan tersebut.
Menurut pernyataan resmi Angkatan Udara Ukraina pada Senin (30/6), Ustimenko berhasil menghancurkan tujuh target udara dari jet tempurnya sebelum pesawatnya rusak dan kehilangan ketinggian. Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan duka mendalam dan memerintahkan investigasi penuh atas insiden ini.
“Saya berterima kasih kepada semua yang mempertahankan Ukraina. Moskow tidak akan berhenti selama mereka masih mampu meluncurkan serangan besar-besaran,” kata Zelensky melalui media sosial resminya.
Dalam laporan terbaru, otoritas Ukraina mengungkap bahwa Rusia meluncurkan total 477 unit terdiri dari drone, rudal balistik, rudal jelajah Kalibr dan Kh-101, hingga rudal hipersonik Kinzhal. Serangan ini menyasar infrastruktur energi dan fasilitas militer di berbagai wilayah, termasuk Lviv dan Smila.
Kolonel Yuriy Ignat dari AU Ukraina mengonfirmasi kepada Newsweek,
“Dalam hal jumlah ancaman udara yang masuk, ini adalah serangan terbesar sejak perang dimulai.”
Ukraina menyatakan berhasil menembak jatuh 211 drone serta puluhan rudal, namun masih ada ratusan lainnya yang lolos dan menghantam sasaran. Di Smila, satu anak terluka dan lima orang lainnya mengalami luka-luka. Sebuah kampus dan beberapa bangunan rusak parah akibat ledakan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim serangan ini menargetkan fasilitas industri militer dan kilang minyak Ukraina menggunakan senjata presisi tinggi dari darat, laut, dan udara.
Sementara itu, militer Polandia ikut siaga penuh dengan mengerahkan jet tempur NATO dan mengaktifkan sistem pertahanan udara menyusul eskalasi serangan di dekat perbatasan mereka.
Ukraina mengandalkan aliansi dengan AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mendukung sistem pertahanan udaranya. Mantan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengklaim bisa menghentikan perang dalam 24 jam jika terpilih kembali, kini menyatakan kesulitan dalam negosiasi dengan Presiden Putin.
“Negosiasi ini jauh lebih sulit dari yang diperkirakan... Putin jauh lebih sulit dari yang orang bayangkan,” ujar Trump dalam konferensi pers di Den Haag pekan ini.
Sejak menerima F-16 pertama dari AS pada Agustus 2024, Ukraina telah kehilangan setidaknya tiga pilot elit akibat pertempuran udara intensif. Letkol Ustimenko adalah korban terbaru dalam upaya mempertahankan wilayah udara negaranya.
Baca Juga: Trump Klaim Hancurkan Nuklir Iran, IAEA dan Intelijen: Belum Ada Bukti
Editor: Redaktur TVRINews