
Foto : AP News
Penulis: Fityan
TVRINews – Washington DC
Trump tegaskan Iran tak akan punya senjata nuklir, tetapi pengawas PBB dan intelijen menyebut dampak serangan masih dipertanyakan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Pernyataan itu ia sampaikan dalam wawancara dengan Fox News, menyusul berakhirnya konflik bersenjata 12 hari antara Iran dan Israel yang juga melibatkan intervensi militer Amerika Serikat.
Trump menyebut serangan udara yang diperintahkan AS terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran Fordow, Natanz, dan Isfahan pada 22 Juni lalu telah "menghancurkan segalanya" dan menghambat ambisi nuklir Teheran "selama beberapa dekade."
Namun, pernyataan tersebut segera dibantah oleh sejumlah lembaga intelijen dan badan nuklir internasional. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pernyataan terbarunya, Senin (30/6), menyebut bahwa tingkat kerusakan pada fasilitas Fordow belum bisa dikonfirmasi, dan Iran "masih memiliki kapasitas teknis untuk kembali memperkaya uranium dalam hitungan bulan."
“Iran memiliki lebih dari 400 kilogram uranium dengan kadar kemurnian hingga 60 persen hanya sedikit di bawah level senjata nuklir,” kata Rafael Grossi, Direktur Jenderal IAEA.
Trump tetap bersikukuh bahwa serangan udara berhasil melumpuhkan Fordow, yang dikenal sebagai situs paling sulit ditembus karena berada di bawah pegunungan granit. Ia menyebut serangan bom menembus lokasi tersebut “seperti mentega”.
“Tak ada yang menyangka kami akan menyerang situs itu. Tapi bom kami menembusnya seperti mentega,” ujar Trump kepada Maria Bartiromo dalam program Sunday Morning Futures.
Meski begitu, beberapa laporan investigasi media seperti The New York Times dan Reuters mengutip sumber dari dalam Pentagon yang mengatakan bahwa serangan tersebut tidak menghancurkan fasilitas sepenuhnya, dan Iran kemungkinan telah memindahkan sebagian uranium sebelum serangan terjadi.
Trump membantah laporan tersebut sebagai "fake news" dan menyebut media mencoba merusak narasi sukses militer Amerika.
“Mereka mencoba memelintir fakta, tapi kenyataannya situs itu dihancurkan seperti tak pernah terjadi sebelumnya,” klaim Trump.
Sementara itu, ketika ditanya apakah Iran akan melanjutkan program nuklirnya setelah konflik berakhir, Trump menjawab, “Hal terakhir yang mereka pikirkan sekarang adalah soal nuklir.”
Baca Juga: Iran Bersedia Transfer Uranium, Tapi Tidak Berhenti Produksi
Editor: Redaktur TVRINews