
Asap mengepul setelah serangan Israel di kamp Jabalia, Jalur Gaza utara 31/8 (Foto AA)
Penulis: Fityan
TVRINews – Gaza,Palestina
Tel Aviv Perluas Operasi Militer, Klaim Serang Yordania hingga Suriah
Di tengah gempuran tanpa henti di Gaza, Israel kini mengalihkan fokusnya ke pimpinan Hamas yang berada di luar negeri. Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, secara terbuka mengancam akan melenyapkan para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada, termasuk di negara lain.
"Tindakan kami belum selesai; sebagian besar pimpinan Hamas yang tersisa ada di luar negeri, dan kami akan menjangkau mereka juga," kata Zamir, seperti dikutip dalam pernyataan militer.
Ancaman ini muncul seiring klaim Zamir bahwa militer Israel kini beroperasi "secara ofensif" di berbagai wilayah, termasuk "serangan signifikan di Yaman, Lebanon, Suriah, dan arena lainnya." Pernyataan ini menunjukkan perluasan jangkauan operasi militer Israel yang sebelumnya terpusat di Gaza.
Tak hanya itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Minggu (1/9) juga mengklaim bahwa juru bicara militer Hamas, Abu Ubaida, telah tewas dalam operasi gabungan tentara dan agen keamanan dalam negeri Shin Bet di Gaza. Namun, klaim ini belum dikonfirmasi oleh pihak Hamas.
Sebelumnya, sejumlah media melaporkan bahwa militer Israel telah menargetkan Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, dalam serangan terbarunya. Saluran 12 Israel melaporkan pada Sabtu (31/8), mengutip seorang pejabat militer, bahwa upaya pembunuhan terhadap juru bicara tersebut telah dilakukan, tetapi keberhasilannya masih belum jelas.
Operasi Gideon 2 dan Krisis Kemanusiaan yang Memburuk
Serangan terbaru ini merupakan bagian dari Operasi Gideon 2, yang disetujui oleh Katz pada 21 Agustus dengan tujuan utama menduduki Kota Gaza. Operasi ini dimulai dua minggu lalu di lingkungan Zeitoun dengan serangan besar-besaran yang terus berlangsung hingga kini.
Kampanye militer Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menelan korban lebih dari 63.500 warga Palestina. Wilayah Gaza kini hancur lebur dan menghadapi ancaman kelaparan.
Situasi ini telah memicu perhatian internasional, termasuk dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) yang pada November 2023 mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perangnya di wilayah tersebut.
Baca juga: Yaman Memanas, Pemberontak Houthi Tangkap Puluhan Pekerja PBB
Editor: Redaksi TVRINews