
Foto: AP News
Penulis: Fityan
TVRINews, Sana’a, Yaman
Puluhan Nyawa Melayang, Ratusan Terluka Amerika Intensifkan Gempuran di Tengah Negosiasi Nuklir dengan Iran dan Ketegangan Laut Merah.
Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas dan 30 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat di ibu kota Yaman, Sana’a, pada Senin (21/4) dini hari waktu setempat. Informasi ini disampaikan oleh kelompok pemberontak Houthi yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah utara negara tersebut.
Serangan terbaru ini menjadi bagian dari kampanye udara yang semakin intensif oleh militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi, yang dituduh bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah dan terhadap Israel.
Baca Juga: Maut Tiap 3 Menit, Jalanan India Jadi Kuburan Terbuka
Menurut pernyataan resmi Houthi, serangan itu menghantam pasar di kawasan Farwa, distrik Shuub, Sana’a wilayah yang sebelumnya juga telah menjadi target gempuran udara Amerika. Selain di Sana’a, serangan udara pada malam hingga Senin pagi tersebut juga menyasar sejumlah wilayah lain di Yaman.
Korban Meninggal Meningkat, Serangan Kian Brutal
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah militer AS menghantam pelabuhan bahan bakar Ras Isa di Yaman, menewaskan sedikitnya 74 orang dan melukai 171 lainnya. Rentetan serangan ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah korban sipil, sementara Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) hingga kini belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah korban maupun target operasi militer tersebut.
Situasi ini diperumit oleh sulitnya akses ke wilayah-wilayah yang menjadi sasaran serangan. Houthi mengontrol ketat daerah-daerah terdampak dan tidak merilis informasi secara lengkap, meskipun banyak dari serangan ini diduga menyasar lokasi militer dan fasilitas keamanan.
Ketegangan Regional Memuncak: Nuklir Iran, Gaza, dan Serangan Balasan
Gelombang serangan udara ini terjadi di tengah dimulainya kembali perundingan antara Amerika Serikat dan Iran di Roma, yang membahas program nuklir Teheran yang kian berkembang pesat. Washington menuding Iran memiliki keterlibatan langsung dalam aktivitas Houthi di Yaman, yang menjadi bagian dari "Poros Perlawanan" Iran kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran di Timur Tengah.
Baca Juga: 3 Pekan Pasca Gempa, Myanmar Masih Bertarung dengan Puing dan Luka
Amerika menegaskan bahwa serangan terhadap Houthi adalah respons atas aksi kelompok tersebut yang menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah, jalur perdagangan global vital yang mengangkut barang senilai sekitar USD 1 triliun setiap tahunnya. Serangan Houthi juga menyasar kapal-kapal militer AS serta kapal yang dianggap terkait dengan Israel, sebagai bentuk protes atas blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza oleh Tel Aviv.
Lebih Brutal dari Era Biden
Sebuah tinjauan oleh Associated Press mengungkap bahwa kampanye serangan AS terhadap Houthi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump kali ini tampak jauh lebih agresif dibandingkan dengan saat Joe Biden menjabat. Serangan terbaru disebut-sebut dimulai setelah Houthi mengancam akan kembali menyerang kapal-kapal "Israel" sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
Sejak November 2023 hingga Januari lalu, Houthi telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal dagang menggunakan rudal dan drone, menenggelamkan dua kapal dan menewaskan empat pelaut.
Editor: Redaktur TVRINews
