Penulis: Intan Kw
TVRINews, Yerusalem
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan ingin mengendalikan Mahkamah Agung (MA) dan dituduh sebagai anggota koalisi agama yang terlalu berlebihan dan elitisme.
Netanyahu berencana untuk mereformasi peradilan dengan mengusulkan undang-undang yang dianggap dapat membatasi putusan pengadilan tinggi terhadap tindakan pemerintah, sementara usulan tersebut dapat meningkatkan pengaruh politisi atas pemilihan hakim.
Para pengkritik MA terutama dari sayap kanan, menuduh para hakim semakin merambah ke ranah politik dan melangkahi kewenangan mereka.
Baca Juga: Ribuan Pengunjuk Rasa Serukan Presiden Peru Dina Boluarte Mundur
Para pengkritik juga mengatakan reformasi yang diusulkan akan melumpuhkan independensi peradilan, mendorong korupsi, mengembalikan hak-hak minoritas dan menghilangkan kredibilitas sistem pengadilan Israel yang membantu menangkis tuduhan kejahatan perang di luar negeri.
"Kami berada dalam cengkeraman ketidaksepakatan mendalam yang menghancurkan bangsa kami. Konflik ini sangat mengkhawatirkan saya, karena hal itu membuat banyak orang khawatir di Israel dan Diaspora (Yahudi)," kata Presiden Israel Isaac Herzog dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh tvrinews.com, Senin, 16 Januari 2023.
Herzog yang jabatannya tidak memiliki kekuasaan eksekutif dan dirancang untuk menyatukan masyarakat Israel yang sering terpecah belah, mengatakan dia bekerja tanpa henti dengan pihak-pihak terkait untuk mempromosikan dialog.
"Saya sekarang fokus pada dua peran penting yang saya yakini saya pegang sebagai presiden saat ini: mencegah krisis konstitusional yang bersejarah dan menghentikan keretakan yang terus berlanjut di negara kita,” ucap Herzog.
Sebelumnya, puluhan ribu warga Israel yang menentang rencana Netanyahu tersebut melakukan aksi unjuk rasa di tiga kota besar pada Sabtu, 14 Januari 2023 lalu. Mereka menuduh Netanyahu telah merusak pemerintahan demokratis setelah beberapa minggu ia terpilih menjadi perdana Menteri.
Media Israel menyebutkan jumlah pengunjuk rasa yang hadir mencapai 80.000 orang di Tel Aviv, dengan ribuan lainnya di Yerusalem dan Haifa.
"Puluhan ribu orang menghadiri demonstrasi malam ini. Dalam pemilihan yang diadakan di sini dua setengah bulan lalu, jutaan orang keluar," cuit Miki Zohar, seorang anggota parlemen senior di partai konservatif Likud Netanyahu pada Sabtu, 14 Januari lalu.
"Kami berjanji orang-orang berubah, kami berjanji tata kelola, kami menjanjikan reformasi dan kami akan mewujudkannya,” tambahnya.
Editor: Redaktur TVRINews
