
Foto : the Guardian
Penulis: Fityan
TVRINews - Jenewa, Swiss
Gedung Putih klaim kesepakatan tercapai; China sebut ini “langkah penting pertama” untuk redakan perang dagang.
Pemerintah Amerika Serikat dan China mengumumkan pencapaian kesepakatan dagang setelah dua hari perundingan intensif di Jenewa. Gedung Putih menyatakan bahwa kesepakatan telah dicapai, sementara Beijing menyebutnya sebagai “langkah penting pertama” menuju normalisasi hubungan dagang kedua negara yang sempat memanas akibat perang tarif.
Pengumuman tersebut disampaikan Minggu (11/5) waktu setempat , tak lama setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut adanya "kemajuan substansial" dalam pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng.
Dalam konferensi pers yang di terbitkan The Guardian , He menyebut pertemuan berlangsung terbuka dan menghasilkan “konsensus penting.” Kedua negara direncanakan mengeluarkan pernyataan bersama resmi pada Senin (13/5)
Dalam pernyataan video yang diunggah di media sosial Gedung Putih, Bessent menyebut pembicaraan berjalan produktif, sementara Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menambahkan bahwa kesepakatan tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan. “Itu menunjukkan bahwa perbedaan kita mungkin tidak sebesar yang dibayangkan,” kata Greer.
Kesepakatan ini menjadi titik terang di tengah ketegangan dagang yang dipicu oleh tarif 145% yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, dan telah mengganggu rantai pasok global serta memicu PHK di berbagai sektor.
China dan AS juga sepakat membentuk mekanisme bersama untuk komunikasi rutin dan darurat terkait isu perdagangan. “Kalau hidangannya lezat, waktunya bukan masalah,” kata Li Chenggang, perwakilan perdagangan internasional China, saat ditanya soal waktu rilis pernyataan resmi.
Meski Bessent mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif, ia tidak merinci level pengurangan yang disepakati, dan tidak menerima pertanyaan dari wartawan.
Sementara itu, Trump dalam unggahannya di media sosial menyebut pertemuan ini sebagai “reset total” dan menyambut baik keterbukaan China terhadap bisnis Amerika. Namun, banyak pengamat menilai pernyataan Trump itu mengabaikan sejarah panjang hubungan dagang antara kedua negara sejak era Presiden Nixon.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menegaskan bahwa tarif dasar 10% akan tetap diberlakukan untuk jangka panjang, termasuk terhadap negara-negara yang menjalin kesepakatan baru dengan AS.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, menyatakan hubungan dagang AS-China akan “di-reset” dan China tampak sangat ingin membangun kembali hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.
Meskipun para pejabat menyampaikan optimisme, para analis tetap berhati-hati. Gary Hufbauer dari Peterson Institute for International Economics menyebut negosiasi ini sebagai kabar baik bagi pasar, namun ia skeptis hubungan dagang akan kembali normal sepenuhnya. ujar Wendy Cutler dari ASPI.
Baca Juga: Trump Siap Terima Pesawat Mewah dari Qatar untuk Gantikan Air Force One
Editor: Redaktur TVRINews