
Menanti Setetes Harapan: Krisis Air di Gaza yang Mencekik Kehidupan
Penulis: Fityan
TVRNews, Beit Lahiya, Gaza, Palestine
Di antara puing-puing rumah yang telah menjadi kenangan, Faten Abu Haloub bersama keluarganya membangun tenda sederhana sebagai tempat berteduh. Bagi ibu lima anak ini, kehidupan di Beit Lahiya, Gaza, kini bukan hanya tentang kehilangan rumah, tetapi juga perjuangan sehari-hari untuk mendapatkan air bersih.
Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan pada 19 Januari, warga yang kembali ke Gaza Utara menghadapi kenyataan pahit: air semakin langka. Organisasi kemanusiaan Oxfam melaporkan bahwa pasokan air di Gaza kini hanya tersisa tujuh persen dari tingkat sebelum perang, setelah serangan udara menghancurkan infrastruktur air dan sanitasi.
Baca Juga: Israel Sambut Pulang Empat Sandera yang Tewas di Gaza
Air menjadi barang berharga yang dihemat hingga tetes terakhir. Anak-anak yang dulu bisa bermain bebas kini harus membatasi aktivitas agar tetap bersih lebih lama. Jika hujan turun, keluarga Abu Haloub dan tetangga mereka akan segera mengumpulkan air dalam ember dan wadah apa pun yang mereka miliki, menganggapnya sebagai berkah tak terduga di tengah derita.
Di tengah kegelapan yang tak berujung, keluarga-keluarga di Gaza tetap berharap. Berharap bahwa suatu hari, mereka tidak perlu lagi berjalan jauh hanya untuk mendapatkan seember air. Berharap bahwa impian kecil mereka. air mengalir dari keran, kamar mandi yang layak bukan sekadar angan-angan, tetapi kenyataan
Editor: Redaktur TVRINews