Penulis: Alfin
TVRINews, Cina
China dan Rusia tengah memperkuat pengaruh melawan hegemoni di berbagai negara, khususnya negara yang terkena sanksi barat. Negeri Tirai Bambu dan Moskow tersebut dikabarkan berkeinginan menambah anggota Shanghai Cooperation Organisation (SCO).
Kedua negara itu rencananya mengajak negara-negara lain, khususnya negara yang sedang disanksi Barat untuk bergabung. Dilansir dari South China Morning Post melaporkan, setidaknya dua negara yang akan bergabung, yakni Iran dan Belarusia. Masuknya kedua negara tersebut, SCO "memberi sinyal" kepada dunia bahwa ada pilihan lain untuk integrasi Eurasia yang lebih besar dan melawan hegemoni Barat.
"Kita sedang melihat SCO meningkatkan popularitasnya di antara negara 'yang tidak sejalan' di dunia. Secara geopolitik, Cina dan Rusia sedang mencari pertandingan panjang di sini," kata Analis Risiko Global ODI Ilayda Nijhar.
Sementara, dikutip dari kantor TASS, menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengambil bagian dalam pertemuan Kepala Dewan Negara Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) pada 4 Juli lalu. Biro pers Kremlin menginformasikan pertemuan diadakan melalui konferensi video di bawah kepemimpinan India.
Baca juga: Krisis Politik Terkait Migrasi Pengungsi, PM Belanda Mark Rutte Mengundurkan Diri
"Para pemimpin akan meninjau kinerja SCO selama setahun terakhir dan memetakan area prioritas untuk lebih memperluas kerja sama multifaset dan saling menguntungkan antara negara-negara anggota. Mereka juga akan bertukar pandangan tentang isu-isu internasional dan regional saat ini," bunyi pernyataan itu.
Setelah pertemuan tersebut, penandatanganan Deklarasi New Delhi dan beberapa dokumen lainnya oleh para pemimpin direncanakan.
Sebelumnya, Cina dan Rusia membangun poros ini pada tahun 2001 dengan anggota awal, yakni Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Pada 2017, India dan Pakistan ikut bergabung. Dan tahun ini, Iran bergabung dan disusul dengan Belarusia yang juga sedang berada di bawah sanksi Barat.
Negara-negara anggota juga dapat mengundang "mitra dialog" untuk mengambil bagian dalam diskusi khusus. Belasan negara telah diberi status ini sejauh ini, dengan yang terakhir adalah Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Maladewa, dan Myanmar.
Editor: Redaktur TVRINews