
Foto : BBC News
Penulis: Fityan
TVRINews, Kolombia
Kelompok Pemberontak Pembangkang Diduga Bertanggung Jawab Atas Insiden Maut di Selatan Kolombia
Tiga tentara Kolombia tewas dalam serangan drone bermuatan peledak di wilayah barat daya negara itu Rabu (13/8), . Pihak berwenang menuding serangan tersebut dilakukan oleh kelompok pemberontak pembangkang. Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan yang menggunakan teknologi drone, yang semakin lazim di Kolombia.
Peristiwa tragis ini terjadi di pos pemeriksaan di Sungai Naya, dekat kota pelabuhan Buenaventura, yang dikenal sebagai sarang perdagangan narkoba. Drone-drone itu menjatuhkan bahan peledak ke anggota angkatan laut dan angkatan darat yang sedang bertugas.
Selain tiga korban tewas yang diidentifikasi sebagai Wilmar Rivas, Andrés Estrada, dan Dario Estrada empat anggota pasukan keamanan lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Menurut laporan media, salah satu faksi pemberontak yang menolak menandatangani perjanjian damai pada tahun 2016 diduga menjadi pelaku. Kelompok ini, yang dipimpin oleh seorang pria yang dikenal sebagai Iván Mordisco, kuat di wilayah tersebut.
Pihak militer menyatakan bahwa kelompok di bawah komando Mordisco bertanggung jawab atas serangan pada hari Selasa. Mordisco sendiri diketahui keluar dari perundingan damai dengan pemerintah pada April 2024.
"Kami berduka atas gugurnya tiga pahlawan bangsa," ujar Jenderal Helder Giraldo, Komandan Angkatan Bersenjata Kolombia, dalam sebuah pernyataan. "Ini adalah tindakan keji dari kelompok kriminal yang tidak menghormati kehidupan."
Tren Serangan Drone yang Meningkat
Data menunjukkan bahwa serangan drone telah meningkat tajam di Kolombia. Pada tahun 2024, tercatat 115 serangan semacam itu, mayoritas dilakukan oleh kelompok bersenjata ilegal. Pada Januari lalu, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk memperkuat teknologi anti-drone guna mendeteksi dan menetralisir ancaman ini.
Wilayah sungai di sekitar Buenaventura sering digunakan untuk mengangkut kokain dan senjata, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi kelompok-kelompok kriminal. Aktivitas ilegal seperti pemerasan, penambangan ilegal, dan perdagangan narkoba menjadi sumber dana bagi faksi-faksi pemberontak ini.
Editor : Redaksi TVRINews
Editor: Redaksi TVRINews