
Kim Jong Un Tuding AS Bakar Konflik Timur Tengah
Penulis: Fityan
TVRINews – Pyongyang, Korea Utara
Korea Utara keluarkan pernyataan resmi pertama soal konflik Iran-Israel, menyebut serangan Israel sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan menyindir AS sebagai dalang di balik layar.
Korea Utara secara resmi mengecam keras serangan Israel terhadap Iran, menyebutnya sebagai “tindakan agresi biadab” dan menyebut Israel sebagai “entitas seperti kanker bagi perdamaian di Timur Tengah”.
Pernyataan tegas ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara melalui kantor berita pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Kamis (20/6). Ini merupakan respons resmi pertama Pyongyang terhadap konflik yang kembali memanas sejak Israel melancarkan serangan mendadak ke situs nuklir dan pejabat tinggi Iran pekan lalu.
“Zionis telah membawa perang baru ke Timur Tengah. Mereka dan para kekuatan di balik layar yang mendukungnya akan bertanggung jawab penuh atas hancurnya perdamaian dan keamanan internasional,” tegas juru bicara tersebut.
Korea Utara juga menuding Amerika Serikat telah “memperbesar kobaran api perang” meskipun secara mencolok, KCNA terlihat menahan diri dalam mengkritik langsung Washington. Para analis menilai sikap ini sebagai bentuk perhitungan strategis Pyongyang.
“Korut mungkin merasa terbebani untuk menyerang AS secara verbal karena AS belum terlibat langsung dalam operasi militer bersama Israel,” ujar Hong Min, peneliti senior di Korea Institute for National Unification (KINU), dikutip dari NK News.
Meskipun Presiden AS Donald Trump telah mengancam pemimpin tertinggi Iran dan dikabarkan menyetujui rencana serangan, belum ada keterlibatan militer AS yang dikonfirmasi di lapangan.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut bahwa pernyataan Kamis (19/6) ini menjadi sikap resmi pertama dari otoritas Korea Utara terkait konflik tersebut. Sebelumnya, KCNA sempat memuat laporan fakta mengenai serangan Israel, namun tanpa komentar eksplisit.
Laporan KCNA juga menyinggung meluasnya kecaman dunia terhadap Israel: “Aksi sembrono kaum Zionis Israel, yang memperluas strategi perang invasi dari Gaza ke Lebanon, Suriah, dan kini Iran, menuai kecaman luas komunitas internasional,” tulis laporan itu.
Para pengamat melihat reaksi Korea Utara ini sebagai refleksi dari kecemasan mereka sendiri. Pyongyang menilai aliansi militer AS-Israel serupa dengan kemitraan AS-Korsel di Semenanjung Korea.
“Korut melihat serangan militer oleh Barat terhadap rezim otoriter sebagai preseden yang bisa digunakan untuk menyerang dirinya sendiri,” jelas Balazs Szalontai, profesor studi Korea Utara dari Korea University.
Lebih jauh, analis dari NK Pro menyebut bahwa Kim Jong Un kemungkinan memantau konflik ini secara dekat sebagai pelajaran dalam strategi nuklir dan diplomasi terhadap Amerika Serikat. Kesimpulan yang ditarik: hanya senjata nuklir yang bisa menjamin kelangsungan rezim Korea Utara dari ancaman seperti yang dihadapi Iran.
Korea Utara dan Iran menjalin hubungan diplomatik sejak 1973, dan semakin erat usai Revolusi Iran 1979 karena keduanya memiliki musuh bersama: Amerika Serikat. Bukti kerja sama militer kedua negara juga telah lama didokumentasikan, terutama dalam pengembangan rudal berbahan bakar cair yang diklaim mengadopsi desain Korea Utara.
Baca Juga: Trump Singkirkan Pentagon dari Isu Iran
Editor: Redaktur TVRINews