
Foto : The Korea Heland
Writer: Fityan
TVRINews - Busan, Korea Selatan
Tiga Siswi Tewas, Pemerintah Baru Didesak Atasi Lonjakan Bunuh Diri Pelajar yang Tembus Rekor Tertinggi
Tragedi kembali menyelimuti dunia pendidikan Korea Selatan. Tiga siswi SMA ditemukan tewas usai jatuh dari sebuah gedung apartemen di Busan minggu (29/6). Polisi menduga kuat peristiwa ini merupakan aksi bunuh diri berkelompok. Dua dari mereka meninggalkan catatan dengan isi senada: tekanan akademik yang begitu berat.
Insiden ini menjadi keprihatinan luas di negeri ginseng, sekaligus menyibak kembali krisis sosial yang kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data terbaru dari Ministry of Education Korea yang dilaporkan oleh Yonhap News Agency, tahun lalu terdapat 221 pelajar dari tingkat SD hingga SMA yang mengakhiri hidupnya angka tertinggi sepanjang sejarah, naik tujuh kasus dibanding tahun sebelumnya dan dua kali lipat dari tahun 2015.
“Meskipun negara ini mengalami kemajuan ekonomi, masyarakat justru menjadi semakin tidak layak huni bagi anak muda karena intensitas persaingan dan sistem evaluasi yang hanya menilai hasil,” ujar Lim Myung-ho, Profesor Psikologi dari Universitas Dankook, dikutip dari Joongang Ilbo.
Lebih mengejutkan lagi, bunuh diri kini menjadi penyebab kematian nomor satu bagi warga Korea Selatan berusia 10 hingga 39 tahun. Data dari Korea Foundation for Suicide Prevention menunjukkan, tingkat bunuh diri secara nasional mencapai 14,4 per 100.000 jiwa pada 2023—angka tertinggi dalam 13 tahun terakhir di antara negara maju (OECD).
Tekanan Akademik Jadi Sumber Utama :
Menurut survei tahun 2020, hampir 1 dari 3 siswa SMP dan SMA di Korea Selatan pernah berpikir untuk bunuh diri, dengan alasan utama adalah beban akademik dan kecemasan masa depan. Faktor lain seperti konflik keluarga dan perundungan sosial di dunia nyata maupun media sosial turut memperparah situasi.
Fakta lain yang mengkhawatirkan datang dari survei internal Kementerian Pendidikan tahun lalu: dari 17.667 siswa yang diidentifikasi berisiko tinggi untuk bunuh diri, lebih dari separuh adalah siswa SMP (9.753 orang). Disusul oleh siswa SMA (7.880), SD (16), dan sekolah berkebutuhan khusus (18).
Upaya Pemerintah: Terlambat atau Terobosan?
Pemerintah Korea Selatan yang baru dilantik kini berada di bawah tekanan besar untuk bergerak cepat. Target ambisius dicanangkan: menurunkan tingkat bunuh diri nasional sebesar 30 persen pada tahun 2027. Sebagai langkah awal, Kementerian Pendidikan telah meluncurkan program skrining mental untuk mendeteksi gejala gangguan sejak dini di kalangan pelajar.
Program ini menyasar siswa kelas 1 dan 4 SD, serta siswa tingkat pertama SMP dan SMA. Namun banyak pihak menilai, langkah ini belum cukup.
“Pemerintah dan masyarakat harus lebih peduli pada kesehatan mental remaja, baik di dalam maupun di luar sekolah. Infrastruktur dukungan perlu diperkuat,” tegas Prof. Lim.
Baca Juga: Pilot F-16 Rusia Tewas Saat Hadang Serangan Udara Ukraina
Editor: Redaktur TVRINews