
Foto : theedgemalaysia
Writer: Fityan
TVRINews – Tibet
Dengan nilai proyek mencapai USD 170 miliar, bendungan raksasa di Sungai Yarlung Zangbo dikhawatirkan mengancam ekosistem Tibet dan jutaan penduduk hilir di Asia Selatan.
Pemerintah Tiongkok resmi memulai pembangunan bendungan tenaga air terbesar di dunia di kawasan timur Dataran Tinggi Tibet. Proyek raksasa yang disebut sebagai “Proyek Abad Ini” oleh Perdana Menteri Li Qiang itu diperkirakan menelan biaya sekitar USD 170 miliar atau setara Rp2.800 triliun. Proyek ini diumumkan oleh kantor berita resmi Xinhua pada Minggu (20/7).
Terletak di wilayah hilir Sungai Yarlung Zangbo, bendungan ini akan terdiri dari lima pembangkit tenaga air bertingkat (cascade hydropower stations). Dengan kapasitas hingga 300 miliar kilowatt-jam listrik per tahun, proyek ini digadang-gadang akan menjadi pilar utama dalam mencapai target netral karbon China serta mendorong industri energi terbarukan.
Namun, pembangunan ini tidak lepas dari kontroversi dan kekhawatiran. Sungai Yarlung Zangbo yang mengalir dari Tibet kemudian menjadi Sungai Brahmaputra di India dan Bangladesh, menimbulkan potensi dampak serius terhadap jutaan penduduk di negara-negara hilir. Kedua negara telah menyuarakan kekhawatiran mengenai disrupsi pasokan air dan ancaman ekologi.
“Pemerintah China mengklaim proyek ini tidak akan berdampak besar terhadap lingkungan dan pasokan air ke negara tetangga,” tulis Xinhua. Namun, kelompok aktivis seperti International Campaign for Tibet memperingatkan bahwa proyek ini dapat menghancurkan salah satu ekosistem paling kaya dan rentan di dunia, serta mengganggu mata pencaharian jutaan warga di Asia Selatan.
Hingga kini, otoritas China belum merinci berapa banyak warga Tibet yang harus direlokasi, atau bagaimana dampak jangka panjang terhadap keanekaragaman hayati kawasan yang sudah berada di bawah tekanan iklim dan geopolitik.
Editor : Redaksi TVRINews
Baca Juga:
Paus Leo XIV Kutuk "Barbarisme" Perang Gaza, Desak hentikan Serangan Brutal
Editor: Redaksi TVRINews