
Rohingya Menangis Dalam Senyap, Menlu Retno: Kita Harus Bantu!
Penulis: Intan Kw
TVRINews, New York
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan saat ini masyarakat Rohingya menangis dalam senyap, untuk itu dunia perlu membantu dan tidak boleh tinggal diam.
“Saat ini, masyarakat Rohingya menangis dalam senyap. Hanya karena kita tidak bisa mendengar tangisan mereka, kita tidak boleh tinggal diam," kata Retno pada pertemuan Side Event mengenai Rohingya bertajuk "Have they Forgotten Us? Ensuring Continued Global Solidarity with the Rohingya of Myanmar" di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-78, Kamis, 21 September 2023 waktu setempat.
Selain itu, adanya situasi global dan kondisi domestik Myanmar membuat isu Rohingnya menjadi semakin kompleks dan sulit.
Baca Juga: Bawa Al Quran ke Sidang Umum PBB, Presiden Iran Kutuk Pembakaran Kitab Suci
“Komitmen politik yang kuat untuk menyelesaikan isu ini adalah niscaya", ucap Retno.
Retno juga menyampaikan dua hal yang perlu dilakukan untuk membantu para pengungsi Rohingya. Pertama, mendorong adanya solusi politik.
“Isu Rohingya adalah isu kemanusiaan, tapi sangat politis. Oleh karenanya, satu-satunya jalan keluar untuk Rohingya ini adalah melalui solusi politik," ujar Retno.
Penyelesaian masalah Rohingya harus menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari solusi krisis politik di Myanmar. Retno menyampaikan bahwa upaya dialog nasional yang inklusif yang didorong oleh ASEAN melalui konsensus lima poin (5PC) juga harus mencakup penyelesaian bagi masyarakat Rohingya.
Terkait isu repatriasi pengungsi Rohingya, Retno menyampaikan harus difasilitasi secara sukarela, aman dan bermartabat.
Selanjutnya, Retno sampaikan bahwa ASEAN akan terus membantu Rohingya dan ASEAN tidak akan pernah melupakan Rohingya.
Kedua, memastikan tersedianya bantuan kemanusiaan. Secara umum, rakyat Myanmar memerlukan bantuan kemanusiaan, namun bantuan untuk Rohingya paling dibutuhkan.
“Saat ini lebih dari 1 juta masyarakat Rohingya terlantar dan menjadi pengungsi, sementara mereka yang tinggal di wilayah Rakhine juga menghadapi situasi yang sangat sulit. Mereka rentan menjadi korban kejahatan terorganisir," jelas Retno.
Untuk itu, menurut Retno, dukungan dari dunia internasional perlu terus diperkuat.
Baca Juga: Protes Pidato Presiden Iran, Dubes Israel Diusir dari Sidang Majelis Umum PBB
Editor: Redaktur TVRINews
