Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus berupaya dalam memperkuat diplomasi ekonomi khususnya dalam mempererat kemitraan strategis dibidang pertanian. Hal itu dilakukan guna memperluas skala kerja sama yang telah berjalan, khususnya dalam hal ekspor, hilirisasi, dan pengolahan produk pertanian.
Dalam pertemuan antara Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, kedua pihak membahas peluang peningkatan ekspor komoditas pertanian Indonesia ke pasar global melalui jaringan logistik dan distribusi UEA.
Pada kesempatan tersebut, Wamentan menyebut UEA sebagai mitra penting tidak hanya karena kerja sama ekonominya, tetapi juga karena kedekatan hubungan antar pemimpin negara.
"Hubungan erat yang terjalin sejak era Presiden Jokowi dan kini dilanjutkan oleh Presiden Prabowo menunjukkan adanya chemistry kuat antara kedua negara. Sehingga Kita ingin menjajaki dan melanjutkan investasi yang sudah berjalan. Baik pengolahan daging, ekspor komoditas ke Timur Tengah, maupun menjangkau pasar Afrika dan Eropa,” ujar Wamentan Sudaryono dalam keterangan yang diterima, Sabtu 17 Mei 2025
Pada kesempatan tersebut Wamentan menyampaikan bahwa UEA selama ini menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia di kawasan Teluk, khususnya untuk produk-produk pertanian seperti telur, ayam, buah-buahan, hingga kelapa sawit dan cengkeh.
"Kita kan ingin meningkatkan ekspor ya. Kita ingin meningkatkan jumlah yang kita bisa ekspor langsung ke seluruh dunia, dan kita butuh channel-channel itu. Salah satu channelnya adalah melalui Uni Emirat Arab," jelas Wamentan.
Duta Besar Al Dhaheri pun menyambut baik inisiatif ini. Ia menyoroti implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang telah ditandatangani sejak 2022 dan telah menunjukkan hasil positif.
“Selama 2023, kami telah melihat buah dari CEPA, termasuk peningkatan signifikan dalam neraca perdagangan. Kami melihat potensi besar untuk menjembatani kepentingan kedua negara,” ucap Al Dhaheri.
UEA menyatakan ketertarikannya untuk terus berinvestasi dalam sektor pengolahan hasil pertanian dan peternakan di Indonesia, seraya mendorong pelibatan investor dari kedua negara untuk mewujudkan visi bersama di sektor pangan.
Menurut data BPS, neraca perdagangan produk pertanian Indonesia–UEA mengalami surplus sekitar USD 499,89 juta pada 2024. Sudaryono pun menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap investasi produktif yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sebagai catatan, sebelumnya Wamentan juga menerima Wakil Menteri Pertanian Argentina, Agustin Tejeda Rodriguez, untuk membahas peluang kerja sama di sektor peternakan. Indonesia membuka peluang investasi pada komoditas daging sapi dan sapi hidup dari berbagai negara, selama memenuhi persyaratan teknis dan menawarkan harga kompetitif.
Dengan terus terbukanya ruang kerja sama internasional, Wamentan Sudaryono berharap bisa memperkuat peran global Indonesia sebagai negara agraris yang aktif berkontribusi dalam rantai pasok pangan dunia.
Baca Juga: Langgar Aturan Haji? Ini Sanksi yang Siap Menanti Jemaah
Editor: Redaktur TVRINews